Dalam ajarannya, Islam tidak memberi jalan bagi segala kesalahan zaman modern ataupun segala institusi yang rusak. Islam tidak mempertuhankan manusia karena mempertuhankan manusia berarti meninggalkan manusia itu sendiri untuk bersandar pada kesombongan dan egoisme dirinya atau merendahkan martabatnya ke dalam perbudakan dan menjadi hewan-hewan penyangga beban bagi orang-orang di sekitarnya, tak berdaya, terbelenggu dan mati kutu di hadapan para tirani. Perendahan derajat manusia inilah yang telah dilakukan oleh modern terhadap manusia. Namun, Islam mempertahankan fitrah manusia yang paling mulia di antara makhluk lainnya dan menegaskan bahwa dialah makhluk istimewa yang memiliki fitrah dalam dirinya.
Islam berpandangan bahwa kepribadian manusia itu tetap eksis, terus hidup dan kekal sekalipun mengalami kematian ragawi, segala hal yang bersifat duniawi dan non-duniawi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan menjadi elemen-elemen yang tidak saling berkaitan. Menyangkut hal ini, Islam memberikan pencerahan, baik terhadap jiwa maupun raga. Jiwa dan raga berpadu mengarahkan manusia itu menuju kekekalan jati dirinya sekaligus menemukan petunjuk bagi pembentukan institusi-institusi kemasyarakatannya di muka bumi ini dengan kemuliaan yang inheren dalam penciptaan manusia itu sendiri.
Menuju kekekalan adalah hukum universal, tak berubah dan tak bisa diubah. Inilah hukum yang dinyatakan oleh Islam sebagai prinsip ajarannya, pendiriannya, perintahnya, karakternya, pandangannya terhadap kebahagiaan, dalam keyakinan demi kemajuan. Ajaran Islam ini menawarkan kepada manusia kesempurnaan kebebasan untuk segala pemikiran, untuk segala perhatian dan segala penafsiran tentang hukum ilahi menyangkut segala urusan demi kepentingan sosial. Islam menegakkan prinsip amal diciptakannya manusia yang mampu menjadi landasan kebenaran yang kokoh dan tak tergoyahkan dalam segala peluang dan perubahan kehidupan yang dana ini.
Islam bukanlah serangkaian pemikiran dalam dunia spekulasi metasika belakang, bukan pula untuk sekedar mengatur kehidupan manusia. Islam merupakan sebuah gaya hidup yang demikian pentingnya sehingga dapat mengarahkan pendidikan masyarakat dan kebudayaan manusia pada suatu derajat kesempurnaan yang tak pernah dituju oleh gaya-gaya hidup lainnya. Islam memiliki daya tarik kutub-kutub dan merupakan titik temu bagi timur dan barat serta menawarkan kepada keduanya sebuah ideologi yang mampu menjawab materialisme yang memecah belah umat manusia.
Dalam sejarah, orang-orang yang telah bersatu untuk mengejar tujuan semacam ini, secara individu maupun masyarakat, berarti telah dapat menemukan jati dirinya sendiri. "Apa yang benar" telah menguasai segala pemikiran, perbuatan dan karakter. Kehidupan manusia menjadi teratur dan aman. Akal mengendalikan segala perilaku dan menyeru pada sebuah agama yang bersih dari keyakinan tahayul, perantara-perantara praktis, undang-undang yang mudah dirumuskan dan ketakwaan.
0 Komentar