Seputar Pena Inspiratif

6/recent/ticker-posts

Menolak Lupa 25 Tahun Reformasi

Sahabat Pena Inspiratif - Tepat pada 21 Mei 1998 telah terjadi peristiwa bersejarah dari pergerakan mahasiswa di Indonesia yang berhasil menurunkan Presiden Soeharto dari kekuasaannya yang sudah menjabat lama dan banyak menuai kontroversi di Indonesia. 

Mungkin anak muda di generasi saat ini masih banyak yang belum tahu dan paham mengenai tragedi yang terjadi saat 21 Mei 1998, yang diawali oleh aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Universitas Trisakti hingga terjadinya aksi besar-besaran oleh berbagai mahasiswa dari berbagai kampus, hingga menyebabkan jatuhnya kekuasaan Presiden Soeharto. 

Hal ini menjadi peristiwa sangat bersejarah bagi kalangan mahasiswa, bahkan hingga saat ini peristiwa ini masih terus diceritakan dan dipertontonkan dengan memutar Film "Dibalik 98" di setiap gerakan gerakan mahasiswa di kampus untuk membangkitkan semangat juang para mahasiswa. Bukan hanya tujuan glorifikasi saja, akan tetapi juga sebagai acuan para mahasiswa untuk tetap berjuang dengan idealisme yang masih terjaga untuk memperjuangkan hak-hak rakyat. 

Masih tergambar jelas dalam ingatan kita semua tentang peristiwa Reformasi 1998 yang dapat dikatakan sebagai momentum Indonesia bergerak menjadi bangsa yang baru. Sistem politik yang berubah drastis menyebabkan banyaknya tuntutan-tuntutan rakyat Indonesia terhadap pemerintah agar lebih demokratis dan mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan lainnya lainnya. 

Proses untuk menjatuhkan kekuasaan Presiden Soeharto dan rezim Orde Baru terbilang tidak mudah. Ada pengorbanan besar saat menyuarakan protes terhadap Soeharto kala itu.Aksi demonstrasi yang berujung mundurnya Soeharto dari jabatan presiden dapat dibilang sebagai akumulasi "kekesalan terpendam" masyarakat atas sejumlah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi sepanjang dua tahun terakhir kekuasaan "The Smiling General" itu.

Namun, setelah Soeharto jatuh masih saja terjadi sejumlah catatan hitam pelanggaran HAM dalam mengatasi aksi demonstrasi mahasiswa pada 1999.

Aksi represif aparat keamanan disertai penembakan menyebabkan Tragedi Semanggi I dan Semanggi II yang menewaskan sejumlah mahasiswa. Aksi represif aparat keamanan disertai penembakan menyebabkan Tragedi Semanggi I dan Semanggi II yang menewaskan sejumlah mahasiswa.

Sejarah Awal Mula Reformasi Nasional

Soeharto menjabat Presiden kedua Indonesia sejak 1967 untuk menggantikan Soekarno. Selama 32 tahun menjabat, presiden yang dijuluki sebagai bapak pembangunan itu dianggap mampu menjaga stabilitas negaranya. Akan tetapi, stabilitas yang selalu terjaga akhirnya pun tergoyah. Demontrasi dan kerusuhan terjadi dimana-mana. 

Penurunan stabilitas ekonomi pada saat itu merupakan awal mula dari akibat krisis finansial atau krisis ekonomi di kawasan asia. Krisis ekonomi tersebut membuat masyarakat menjadi tidak percaya lagi dengan Presiden Soeharto. Beliau sudah tidak dianggap mampu dalam menangani stabilitas ekonomi di Indonesia. Soeharto sudah tidak mampu menangani kasus krisis ekonomi yang berkepanjangan. 

Kronologi Reformasi 1998

Terdapat beberapa bagian yang dapat kita ringkas menjadi tahapan terjadinya aksi demontrasi besar-besaran saat 21 Mei 1998 yang dihadiri oleh banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah dan berbagai perguruan tinggi. Berikut ringkasannya;

(12 Mei 1998) 
Pelanggaran HAM kembali terjadi saat aparat keamanan yang bersikap represif dalam menangani demonstrasi mahasiswa di depan kampus Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998.

Empat mahasiswa Universitas Trisakti meninggal dan ratusan mahasiswa lain terluka akibat tembakan dengan menggunakan peluru tajam

(13 Mei 1998) 
Gedung DPRD Jawa Tengah diduduki massa aksi mahasiswa yang menuntut wakil rakyat agar ikut merasakan keprihatinan rakyat. 

(14 Mei 1998) 
Di Jakarta, massa yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat dengan melakukan penjarahan pada toko-toko dan pusat perbelanjaan hingga menyebabkan kerusuhan. 

(15 Mei 1998) 
Terjadinya pembakaran dan penjarahan yang menyebabkan 273 orang tewas. 

(16 Mei 1998) 
ABRI meminta maaf atas terjadinya kekerasan atau kekacauan yang telah menewaskan 499 orang korban dan adapun di hari yang sama ketua MPR/DPR Harmoko mengatakan bahwa Presiden Soeharto pada saat itu akan merombak kabinetnya 

Tuntutan Mahasiswa Pasca Sidang Umum MPR

1. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Penghapusan doktrin dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) 
3.Penegakkan supremasi hukum, penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM), serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) 
4. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah (otonomi daerah) 
5. Mewujudkan kebebasan pers 
6. Mewujudkan kehidupan demokrasi. 

Amanat Reformasi Yang Harus Diselesaikan

Perjuangan reformasi tidak hanya berhenti sampai pada tahun 1998 saja, sampai saat ini semangat reformasi itu harus terus berlanjut dengan adanya tuntutan penyelesaian kasus pelanggaran HAM di masa lalu. 

Kasus-kasus yang belum menemukan titik terang sampai hari ini;
1. Pengusutan kasus penembakan 4 mahasiswa Trisakti dan penculikan aktivis, 
2. Penegakkan hukum yang adil, 
3.Pengusutan dan pengadilan kasus korupsi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto dan kroninya, 
4. Pengusutan secara tuntas kasus kerusuhan Mei 1998, 
5. Pengurangan kesenjangan ekonomi antar kelompok masyarakat yang mampu dan kurang mampu. 

Pada 25 tahun peringatan reformasi ini semoga mampu mengingatkan kita semua tentang kelamnya bangsa Indonesia pada tahun 1998 tentang terjadinya krisis ekonomi, hingga terjadinya ketidakseimbangan dalam bernegara yang dipimpin langsung oleh Presiden Soeharto

Hidup Mahasiswa! 

#reformasi1998

Referensi Bacaan :
https://jeo.kompas.com/konflik-dan-pelanggaran-ham-catatan-kelam-20-tahun-reformasi
kontras.org,  Refleksi 21 Tahun Tragedi Mei 1998
jakarta.co.id, Gerakan Reformasi dan Peristiwa Mei 1998 


Posting Komentar

0 Komentar