Raden Ajeng Kartini adalah salah satu pahlawan perempuan Indonesia yang berkat pemikirannya membuat emansipasi wanita kian meluaskan peran perempuan.
Sebab, di masa kolonial, terikat pula dengan norma-norma budaya patriartki dalam kehidupannya sebagai perempuan Jawa, peran perempuan dianggap tak setara dengan laki-laki.
Beberapa orang yang berkirim surat dengan Kartini adalah Estella H. Zeehandelaar, J.H. Abendanon dan isterinya (Rosa Abendanon), serta Prof. Anton.
"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama." (Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902).
"Pergilah, laksanakan cita-citamu. Kerjalah untuk hari depan. Kerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas di bawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Pergi… Pergilah! Berjuanglah dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi." (Surat Kartini untuk Ny. Van Kol, 21 Juli 1902).
Dua pucuk surat itu merupakan sebagian kecil surat Kartini yang terangkum dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang atau Door Duisternis Tot Licht dalam bahasa Belanda.
Dari sini kita bisa memahami bagaimana perjuangan seorang pejuang wanita pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini dengan perjuangannya melawan budaya patriarki kepada kaum perempuan. Kita sebagai generasi penerus bangsa patut meneruskan perjuangannya khususnya kaum perempuan untuk terus belajar dan mengabdi pada bangsa dan negara.
Oleh : Febby Prayoga (Founder Sahabat Pena Inspiratif)
0 Komentar